Garut — Ada 20 perempuan yang masih remaja menjadi korban pencabulan RGS (26) di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sebelumnya, dikabarkan jumlah korban 16 gadis, namun setelah pengembangan pihak kepolisian, diketahui korban bertambah menjadi 20 orang yang berusia kurang dari 18 tahun.
Saat diperiksa Polisi, RGS awalnya mengaku tak ingat dengan pasti jumlah korbannya. Namun pelan-pelan dia mengurai satu per satu “lahan becek yang digarapnya” alias gadis yang sudah dilecehkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kemarin ingat dua, waktu dibawa ke Polres ingat lagi dua; jumlahnya jadi 20 orang,” ungkapnya seperti dilansir dari Viva.co.id edisi Kamis (16/05/2019).
Menurut Polisi, berdasarkan keterangan RGS, modus operandi si pelaku mula-mula berkenalan dengan calon korbannya melalui media sosial Facebook.
Beberapa gadis korbannya lantas berkeluh kesah tentang macam-macam persoalan remaja kepada RGS dan mulai dari situlah si pelaku mengatur pertemuan dengan korban, bermaksud “curhat” hingga akhirnya disepakati bertatap muka di rumah tersangka di Kampung Cisalak, Desa Sukajaya, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.
“Saat itulah tersangka mengatur strategi dengan memberikan solusi ritual yang disebut kias agar korban dihilangkan dari kesialan ke depannya, dan ritual pangsal, yang artinya lahir kembali,” ucap AKBP Budi Satria Wiguna.
Selanjutnya, korban diminta berbaring kemudian RGS melepaskan busana gadis itu. Tersangka langsung mencabuli korban hingga beberapa waktu ejakulasi.
“Jadi itulah tipu daya tersangka dengan modus kias dan pangsal, sehingga berhasil menggagahi korban,” bebernya.
RGS juga juga mengaku mampu meramal melalui membaca garis tangan kepada para calon korbannya.
Beberapa ramalannya memang tepat, namun RGS mengaku bahwa itu kebetulan saja.
“Saya jawab asal saja, tapi kebetulan sama antara garis tangan korban dengan apa yang dikemukakan,” kata RGS.
Informasi yang dihimpun, delapan gadis di antaranya dicabuli nyaris berhubungan badan tanpa meronta, sementara yang lain dicabuli dengan cara digesek-gesek hingga RGS merasakan ejakulasi.
Menyikapi hal ini, Polisi mengingatkan masyarakat, terutama para remaja, agar berhati-berhati dan bijaksana menggunakan media sosial.
Aparat juga mengimbau para orangtua untuk mengawasi putra-putri mereka agar terhindar dari pengaruh buruk media sosial.
“Jadi, kami bukan membuka aib, tapi kami ingin mengingatkan bahwa ini dampak negatif Facebook supaya para orang tua banyak yang tersadar,” imbau Kasat Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng.
Penulis: PU
Editor: A Alhasni