MAKASSAR, PUBLIKASI ONLINE — Kepala Desa Labbo, Sirajuddin berharap kegiatan yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Bantaeng tentang pelatihan tata kelola destinasi wisata, kian menambah wawasan dalam menata kepariwisataan yang ada di Kabupaten Bantaeng.
Diketahui kegiatan pelatihan tersebut digelar di Hotel Grand Imawan Makassar sejak Jumat, 14 Juni 2019 kemarin.
“Muaranya adalah, bagaimana stakeholder dan kelompok Sadar Wisata (darwis) di tingkat desa melakukan langkah konkrit pascakegiatan ini,” katanya, Sabtu (15/6/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, dia juga mengaku telah menyiapkan anggaran khusus untuk pengelolaan destinasi wisata di desa tersebut.
“Kami di Desa Labbo telah beri anggaran khusus untuk master plan desa wisata di desa Labbo, dan itu masuk di ADD tahun 2019, karena tanpa masterplan kita kesulitan,” ucapnya.
Dia pun mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Dispar tersebut. Hal itu diakuinya bisa menjawab akan tantangan peningkatan PAD yang berkaitan dengan destinasi wisata.
Baginya kegiatan seperti ini sangat penting, terlebih di desa itu memiliki beragam lokasi yang bisa ditempati demi meningkatkan jumlah wisatawan di Kabupaten Bantaeng.
“Saya anggap ini penting, Desa Labbo itu beragam lokasi yang bisa ditempati menjadi destinasi. Ada wisata kopi, hutan desa, hutan keramat, wisata air,” jelasnya.
Mantan anggota DPRD Bantaeng ini, sempat menyinggung soal Desa Labbo yang kaya akan daerah kopi. Baginya pelibatan partisipasi masyarakat dalam memelihara dan merawat kebun kopi tak kalah pentingnya.
Sebab selain membantu kesejahteraan masyarakat oemilik kebun, juga membantu daerah dalam hal peningkatan PAD.
Hanya saja masyarakat perlu diberi pemahaman terkait pengembangan destinasi wisata ini. “Saya yakin kesejahteraan dan PAD meningkat. Mereka punya lahan, kita paling untuk pembayaran parkir,” tandasnya.
“Semua OPD terkait bisa menjadi semacam fasilitator untuk desa, demi mengubah mindset masyarakat. Nantinya semua elemen harus terlibat supaya memebrikan pengetahuan akan cara menggaet minat wisatawan, jadi ada nilai-nilai lokal yang siap ditawarkan kepada para wisatawan nantinya,” pungkas mantan aktivis ini.