JENEPONTO, PUBLIKASIONLINE.co — Rencana alih fungsi Pasar lama Tamanroya ke Pasar Rakyat Boyong nampaknya tak bisa berjalan mulus, karena ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) kompak menolak untuk pindah.
Dilansir, baru-baru ini Pemerintah Kabupaten Jeneponto (Pemkab), rencana akan memanfaatkan pasar baru Boyong yang bertempat di Kelurahan Tontrokassi Timur, Kecamatan Tamalatea,
Namun rupanya sejumlah PKL menolak keras. Mereka menyebut ada beberapa alasan sehingga tak ingin pindah. Misalnya, adanya sikap ketidak adilan terhadap penempatan kios.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pedagang luar diakui lebih diutamakan, dibanding pedagang dalam. Hanya 36 pedagang yang dipastikan mendapat kios. Sementara pedagang yang di pasar Tamanroya berjumlah ratusan pedagang.
“Jadi yang mau pindah, silahkan. Kami semua disini sepakat tidak mau pindah. Apapun alasan pemerintah kami tidak akan pindah,” teriak para pedagang, saat ditemui media, Rabu (26/6/2019).
Selain itu, karena faktor keamanan. Salah satu pedagang ikan, Syamsiah mengaku sangat khawatir dengan keamanan jika di pasar Boyong.
Pasalnya kata Syamsiah, di pasar Tamanroya saja yang diakui banyak rumah pedagang masih sering kecurian. Apalagi di pasar Boyong yang lokasinya sangat sunyi. Dekat sungai dan rawan banjir.
Apalagi, pedagang sudah terlanjur kecewa dengan masalah pasar Boyong. Seperti yang dialami, Jahriah yang mengaku Rp.6 juta lebih dananya habis mebangun pondasi di pasar Boyong, tapi ujungnya di gusur.
Kemudian uangnya hingga sekarang tidak dikembalikan. “Padahal pengelola sendiri yang suruh bangun. Tapi malah digusur dengan alasan akan diberikan kios saat selesai dibangun. Tapi tidak. Orang luar diutamakan,” keluhnya.
Pedagang pun mengaku akan menggelar demo besar-besaran jika dipaksakan sekalipun ada pertumpahan darah.
“Intinya kami semua tidak setuju dan menolak keras, tidak ada sejarahnya pasar ini pindah,”kata pedagang lain, Norma. (*)
- Ilham Romo