PUBLIKASIONLINE.co — Fenomena langka gerhana matahari total terjadi. Hanya saja Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa gerhana matahari total pada hari ini, Selasa (2/7/2019) tidak bisa teramati dari Indonesia.
Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Bambang Setiyo Prayitno melalui siaran persnya, Senin (1/7/2019) malam mengatakan, untuk gerhana matahari total kali ini, jalur totalitas akan melintasi sebagian Samudera Pasifik bagian Selatan, Chili bagian tengah, dan Argentina bagian tengah.
“Gerhana Matahari Sebagian akan dapat terlihat di sebagian besar Samudera Pasifik bagian Selatan dan Amerika Selatan bagian Barat,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fenomena alam gerhana matahari total ini menyebabkan bumi benar-benar gelap gulita dalam sesaat, karena cahaya matahari tertutup seluruhnya oleh bayangan bulan.
Posisi matahari, bulan, bumi berada dalam satu garis lurus, sehingga cahaya matahari tertutup.
Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bumi, baik masyarakat maupun ilmuwan.
Sementara Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin seperti dikutip dari Antara, mengatakan gerhana matahari berikutnya pada 26 Desember 2019 teramati di sebagian Afrika, Asia dan sebagian Australia.
Gerhana matahari ini dimulai dari Afrika, Arab dan Asia Barat, dengan puncaknya di Asia Tenggara dan China, serta berakhir di Pasifik Barat.
Jalur gerhana matahari cincin dimulai dari Arab Saudi di pagi hari, kemudian India, Indonesia, Singapura dan Serawak di Malaysia.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Editor Picks” background=”” border=”Black” thumbright=”no” number=”3″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”rand”]
Pada 26 Desember 2019, Indonesia akan mengalami gerhana matahari cincin, yang tepatnya akan melewati Sinabang, Sibolga, Padang Sidempuan, Duri, Siak, Pedang, Batam, Tanjung Pinang, Singkawang, Kalimantan Timur bagian utara, dan Kalimantan Utara bagian selatan.
Thomas menuturkan gerhana matahari total pernah terjadi Indonesia pada Juni 1983, Oktober 1995, dan Maret 2016.
Pada 9 Maret 2016, gerhana matahari total melewati 11 provinsi di Indonesia, tepatnya di daerah Palembang (dengan lama 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangka Raya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).