Harga Garam Anjlok Karena Impor Berlebih, Menteri Susi Marah

Editor : |

Jumat, 5 Juli 2019 - 01:51 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. (foto : portonews)

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. (foto : portonews)

PUBLIKASIONLINE.CO – Para petambak garam kini tengah mengeluhkan harga yang anjlok. Hal ini ditengarai terjadi karena kelebihan stok garam, baik dari sisa impor garam tahun lalu maupun produksi dalam negeri.

Apalagi, saat ini, para petani tengah memasuki masa panen hingga bulan November mendatang. Saat ini harga garam produksi rakyat kualitas unggul (KW I) ada di level Rp 600 per kilogram (kg). Sementara, untuk garam jenis KW II ada di level Rp 500 per kg dan KW III sebesar Rp 400 per kg.

Padahal tahun lalu, harga garam sempat berada di atas Rp 1.000 per kg. Menanggapi hal tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti geram. Susi menuding harga garam di tingkat petambak anjlok akibat impor berlebih sehingga bocor ke masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Persoalan harga jatuh itu adalah impor terlalu banyak dan bocor. Titik! Itu persoalannya!,” ungkap Susi di Gedung Mina Bahari 4, Jakarta, Kamis (4/7) seperti dikutip di kumparan.com.

Menurut Susi seandainya besaran garam impor dipatok di bawah 3 juta ton, maka harga garam di tingkat petambak tidak akan anjlok seperti saat ini.

“Kalau (impor) diatur di bawah 3 juta ton kayak tempo hari harga di petani Rp 1.500 sampai Rp 2.000 (per kg). Masalahnya impornya banyak dan bocor,” ujarnya.

Seperti diketahui sejak tahun lalu, pemerintah sepakat untuk mengalihkan kewenangan pemberian rekomendasi impor garam industri kepada Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dari yang sebelumnya dipegang oleh Susi Pudjiastuti.

Artinya, sejak tahun lalu rekomendasi impor garam industri dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian, bukan KKP. Hal ini ditengarai menyebabkan perbedaan perhitungan soal kebutuhan garam impor. (*)

Facebook Comments Box

Editor :

Berita Terkait

Bawaslu Goes to School, Ajak Partisipasi Pemilih Pemula Awasi Pilkada Bantaeng
Kader Aisyiyah se Kota Makassar Dukung Andalan Hati di Sulsel
Prajurit dan Persit Kodim 1313/Phw Menerima Pembinaan Mental Dari Bintaljarahdam XIII/Mdk 
Keluhkan Warga, Polisi di Jeneponto Police Line Dua Lokasi Tambang Ilegal
Perda RTRW Sulsel 2022-2041, Inisiatif Andi Sudirman Tekan Konflik Lahan
Huadi Group Lebih dari Sekadar Industri, Merangkul Warga Bantaeng
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial Unhas Bersama Smile Train Indonesia (STI) sukses menyelenggarakan Run For Smiles Be A Hero
Dorong Pengelolaan Aset Sekolah, Disdik Sulsel Gelar Bimtek

Berita Terkait

Selasa, 12 November 2024 - 14:24 WITA

Bawaslu Goes to School, Ajak Partisipasi Pemilih Pemula Awasi Pilkada Bantaeng

Selasa, 12 November 2024 - 10:54 WITA

Kader Aisyiyah se Kota Makassar Dukung Andalan Hati di Sulsel

Selasa, 12 November 2024 - 08:46 WITA

Prajurit dan Persit Kodim 1313/Phw Menerima Pembinaan Mental Dari Bintaljarahdam XIII/Mdk 

Selasa, 12 November 2024 - 08:38 WITA

Keluhkan Warga, Polisi di Jeneponto Police Line Dua Lokasi Tambang Ilegal

Senin, 11 November 2024 - 21:46 WITA

Perda RTRW Sulsel 2022-2041, Inisiatif Andi Sudirman Tekan Konflik Lahan

Senin, 11 November 2024 - 19:17 WITA

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial Unhas Bersama Smile Train Indonesia (STI) sukses menyelenggarakan Run For Smiles Be A Hero

Senin, 11 November 2024 - 17:41 WITA

Dorong Pengelolaan Aset Sekolah, Disdik Sulsel Gelar Bimtek

Senin, 11 November 2024 - 15:31 WITA

Tiga Alasan Menurut Akademisi ini Andalan Hati Kembali Unggul di Debat Pilgub Sulsel

Berita Terbaru