BANTAENG — Varietas bawang merah lokal Bantaeng bakal menghiasi keragaman jenis tumbuhan yang bergenus allium ini. Bernama Lokana. Meski belum dilepas sebagai varietas unggulan, namun bawang merah ini telah dibudidayakan oleh petani di wilayah dataran tinggi, yaitu Kecamatan Ulu Ere, Eremerasa dan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng sejak 19 tahun silam.
Bawang merah Lokana ini, ternyata punya kisah di balik penamaannya. Menurut Zainal Abidin selaku Kepala Seksi Perbenihan Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng saat dijumpai, awalnya ada tiga nama yang dia usulkan ke Bupati Bantaeng saat ini, Ilham Azikin.
Ketiga nama yang diusungkan saat itu adalah Loka’NA, Lannying’NA, dan Muntea’NA. “Yang disetujui adalah Loka’NA karena ikon Bantaeng,” katanya, Rabu, 17 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun beberapa bulan kemudian berubah penulisan nama. Dia menuturkan, awalnya penamaan itu menggunakan koma atas di ujung kata Loka dan huruf kapital pada na, maka untuk menghindari hal-hal politis, sehingga dia pun bermohon kepada Kementan untuk mengubah nama.
“Tapi saat itu ditolak karena nama sudah terlanjur terdaftar. Shingga saya bermohon agar setidaknya memperhalus kalimatnya dan menghilangkan koma atas, menjadi Lokana, yang artinya lebih kepada milik Loka,” jelasnya.
Hal itupun diterima, hingga saat ini Lokana resmi sebagai penamaan varietas bawang itu.
Lebih jauh dia menjelaskan Lokana hingga dilirik Kementerian Pertanian. Saat Pameran di Lombok pada 2017 lalu, seorang peneliti dari Pusat Kajian Holtikultura Tropika (PKHT) IPB, Prof. Sobir tertarik dengan varietas bawang ini. Sebab dari segi fisik berbeda dari yang lain.
“Saat itu, Prof. Sobir menganjurkan kita untuk uji DNA. setelah itu, dilaporkanlah ke Kementerian Pertanian untuk segera ditinjau. Mulai dari bobot, lebar daun, panjang batang,” bebernya.
Hal itupun memotivasi pihaknya untuk melakukan pengujian. Menggandeng Balai Pengkajian dan Sertifikasi Benih (BPSP) Maros, Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng pun melakukan serangkaian riset.
“Saat pengujian Lokana, ada tiga varietas lain yang disandingkan saat pengujian. Varietas Bima Brebes, Batu Ijo, Super Philips. Empat varietas itu disandingkan dengan jumlah empat bedengan, satu bedengan ada empat sampel,” ujar Zainal.
Zainal menyebut bahwa ukuran fisik bawang merah ini lebih besar dari biasanya. Rata-rata berat mencapai 100 gram per biji dan diameter rata-rata 10 cm. Saat pengujian pun, kata dia, Lokana mendominasi dari tiga varietas yang sudah ada tersebut.
“Setelah uji nyata body, ternyata Lokana mendominasi 80 persen. Karena kita lakukan pengujian di dataran tinggi 1000 mdpl, dataran medium 600 mdpl dan dataran rendah 100 mdpl ke bawah. Lokana dominasi dari ketiga varietas itu,” lanjutnya.
Dia pun memastikan bahwa pihaknya saat ini menunggu SK penetapan pelepasan varietas bahwa bawang merah tersebut milik Bantaeng.
“Kita menunggu berbulan-bulan, menghindari ada klaim dari daerah lain, tapi ternyata tidak ada yang mengklaim. Sehingga dalam waktu dekat ini, InsyaAllah akan ada SK penetapan varietas Lokana adalah produk unggulan asal Bantaeng, tandasnya.
Lebih menarik dari Lokana ini, potensi produksi mencapai lebih dari 20 ton per hektare. Provitas ini jauh melampaui SUper Philips yang rata-rata hanya 17,6 ton per hektare dan Batu Ijo yang berkisar 18,5 ton per hektare.
Selain itu, dia juga menjelaskan asal-muasal pembudidayaan bawang merah ini. Dia mengatakan, bawang merah ini sudah akrab di masyarakat Bantaeng sejak tahun 2000-an, tetapi ruang lingkup penjualannya hanya terbatas di tingkat Kabupaten saja.
“Sebenarnya bawang merah ini telah dibudidayakan sejak tahun 2000-an, saat itu mulai di Desa Bonto Tangnga, belum ada Lokana, dulu masih varietas bawang merah super philips. Dan setelah dibudidayakan turun temurun hingga ditanam di daerah Sinoa yang lebih tinngi (dataran), akhirnya terjadi perubahan genetik dan ukuran membesar. InsyaAllah dengan ini, ke depan bakal dijual ke luar Bantaeng,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng, Rahmania menyampaikan harapannya agar calon varietas Lokana ini ditetapkan sebagai unggulan Bantaeng. Hal itu diakuinya mampu meningkatkan penghasilan bagi petani bawang merah di Bantaeng.
“Bawang merah kita ini, Lokana, sudah selesai nanti (penetapan SK Varietas unggulan), petani sudah mulai bergerak diperbenihan, sudah bisa kita jual dalam bentuk benih. Dengan pelepasan pembenihan ini secara resmi menjadi varietas Lokana, artinya penjualannya sudah bebas, tidak lagi terbatas menjadi konsumsi rumahan, tapi lebih dari itu,” harapnya.
Terlebih, kata dia, calon varietas unggulan Bantaeng ini telah melalui proses pengujian di IPB Bogor.
selama ini, hanya di konsumsi