Bantaeng — Masyarakat Bantaeng berkabung atas meninggalnya seorang sosok yang sangat dicintai masyarakat setempat. Adalah istri mantan Wakil Bupati Bantaeng, Hj. Aisyah Yasin meninggal dunia pada Sabtu, 24 Juli 2019 dini hari, tepatnya pada pukul 01.00 Wita.
Mendiang istri H.Muhammad Yasin itu, menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Private Care Center (PCC) jalan Perintis Kemerdekaan, KM 11 Tamalanrea, Makassar.
Almarhumah dimakamkan pada kompleks makam keluarganya di Kampung Gusung, Kelurahan Lamalaka, Kecamatan Bantaeng pada Sabtu siang kemarin. Ribuan orang mengantarnya ke peristirahatan terakhirnya di makam tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Bagian Hukum dan HAM Setda Bantaeng, M. Rivai Nur merasa kehilangan sosok perempuan yang sempat juga menjabat sebagai Ketua Forum Kajian Cinta Al-Quran (FKCA) Kabupaten Bantaeng tersebut.
“Sosok beliau adalah perempuan yang tangguh, sederhana. Kesederhanaan, baik kepada semua orang. Beliau tidak pandang siapa pun orang,” ucap Rivai.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]
Bagi Rivai, keberhasilan mantan Wabup Yasin tak lepas dari peran serta istrinya.
“Ada ungkapan bahwa dibalik lelaki yang berhasil ada perempuan tangguh di belakangnya, ungkapan itu tidak salah. Saya yakin bahwa keberhasilan pak Yasin itu karena istrinya,” ungkapnya.
Sebagai satu diantara sekian orang terdekat mantan Wabup Yasin, dia menilai almarhumah Aisyah adalah sosok perempuan yang kental dalam beragama.
“Istrinya pak Yasin, sangat-sangat sederhana, bertutur kata sopan, baik kepada orang. Agamanya bagus. beliau biasnya keluar dari rumah itu sekitar jam 10, karena berdzikir dan shalat dhuha,” kata Rivai.
“Sangat baik, waktu itu setelah Idul Fitri, saya pernah dipanggil untuk bagi-bagi sarung ke beberapa warga Bantaeng,” lanjutnya.
Bahkan sewaktu sakit pun, almarhumah Aisyah tak pernah mau membeberkannnya. “Beliau sembunyi penyakitnya karena tidak mau repotkan banyak orang,” katanya.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]
Sembari menggali ingatannya lebih dalam lagi, Rivai pun mengingat satu dari sekian banyak wejangan-wejangan yang dari mendiang Aisyah.
[penci_blockquote style=”style-2″ align=”none” author=”kata Rivai”]Saya diajarkan, kita untuk perbaiki keluarga, perbaiku rumah tangga. Kadangkala kalau ketemu selalu ditanya keadaan kesehatan keluarga,”[/penci_blockquote]
Dia juga menyebut, mantan Wabup Bantaeng tersebut, sempat tertatih-tatih melangkah mengantarkan sang istri tercinta di peristirahatan terakhirnya. “Pak Yasin kemarin tertatih-tatih jalan, karena kehilangan sosok yang dikasihinya. Rasa-rasa seperti Habibie, SBY saat ditinggalkan istrinya. Kebersamaan mereka kurang lebih 30 tahun,” pungkasnya.