Bantaeng — Beberapa waktu lalu, warga Kabupaten Bantaeng merasa resah akan tingginya harga tabung gas bersubsidi 3 Kilogram (Kg).
Harga satuan yang didapat dari pengecer, mulai dari harga Rp 19.000 hingga Rp. 20.000. Bahkan ada pula yang menjualnya di atas Rp. 20.000. Hal itu lantas membuat seorang aktivis AMYA, Rusdi tergerak untuk melakukan rapat koordinasi (Rakor) guna mementukan harga penjualan tabung bersubsidi bersama stakeholder.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihak penyuplai tabung gas di Bantaeng, PT. Wijaya Lestari saat disambangi di perusahaannya, mengaku bukan kewenangan mereka untuk menentukan harga.
Hal itu diakui salah satu karyawan di perusahaan itu. Hanya saja, dia tak mau sebutkan namanya.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Related Posts” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”2″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]
Dia mengatakan bahwa pihaknya hanya menyalurkan saja. Untuk ketentuan harga, menurutnya, itu ditentukan oleh tempat yang disuplainya.
“Di sini hanya menyalurkan saja pak. Untuk harga, di sini tidak ditentukan. Kita hanya menyuplai. harga ditentukan oleh masing-masing distributor, agen dan pengecer,” kata seorang penjaga pos PT Wijaya Lestari yang enggan menyebut namanya saat ditemui beberapa waktu lalu.