JENEPONTO, PUBLIKASIONLINE.CO – Petani garam di Lingkungan Paccelanga, Kelurahan Pallengu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto mengeluhkan harga garam yang turun drastis.
Pasalnya, garam dalam karung isi 80 liter biasanya dihargai Rp. 120 ribu hingga Rp. 150 ribu, kini anjlok menjadi Rp. 35 ribu. Hal ini tentu membuat para petani garam menjerit.
“Garam dalam karung paling besar, isi 80 liter, hanya dihargai Rp. 35 ribu. Padahal, biasanya naik hingga Rp200 ribu atau normal di Rp 120 sampai 150 ribu,”kata salah satu petani garam, Samsuddin, Senin (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat ini petani garam sedang panen. Di pinggir tambak, garam tampak menggunung. Termasuk disepanjang jalan, petani menjual dengan berbagai variasi kemasan dari ukuran karung paling kecil, hingga terbesar.
Petani lainnya, Asmawati, membenarkan kondisi tersebut. Harga ini diakui sudah berlangsung sepanjang 2019.
“Tahun 2018 itu harga sampai Rp. 200 ribu,”sebut perempuan yang juga menjual di pinggir jalan di kampung itu.
Menurut Asmawati, turunnya harga diakibatkan kurangnya daya beli. Ditambah tidak ada pedagang khusus yang masuk membeli garam petani. Akibatnya, garam tinggal menggunung di gudang tambak garam petani.
“Barusan begini. Tinggal di gudang. Biasanya habismi,”katanya.
Anjloknya harga kata dia, juga diakibatkan banyaknya garam luar yang masuk di Jeneponto.
“Seharusnya pemerintah mengambil sikap dan memerhatikan petani garam di Jeneponto,” kata dia. (*)