PUNGGAWA

Editor : |

Selasa, 30 Juli 2019 - 11:05 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SYAHRUL Yasin Limpo protes. Dia membuka jaket, bersuara dengan nada keras. Kemudian, membentak.

“Saya tidak suka kalau begini caranya. Mestinya sebelum pimpinan menetapkan nama, Sulsel juga dilibatkan. Sulsel punya budaya Sipakatau, saling menghargai,” bentak Syahrul.

Melihat hal itu, sejumlah kader Golkar berdiri. Ridwan Bae, ketua DPD Golkar Sultra balik lalu berjalan ke arah Syahrul sambil berteriak. “Saya juga suka berkelahi. Siapa mau berkelahi? Tidak ada saya takuti di sini,”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejumlah kader Golkar asal Sulsel ikut berdiri. Seolah ingin pasang badan untuk Syahrul.

Sementara itu, Nurdin Halid yang memimpin sidang mulai panik. Syahrul ikut menenangkan massa. Kondisi kemudian kembali tenang, lalu sidang kembali berlanjut.

Begitulah suasana beberapa jam setelah Munas Partai Golkar di Bali, 2014 silam. Saat itu, Aburizal Bakrie disebut tanpa penantang. Kubu lainnya, Airlangga Hartanto Cs, belum menampakkan perlawanannya di arena sidang.

*

Sehari setelahnya, saya mendapat undangan dari Bendahara Golkar Sulsel, Ichsan Yasin Limpo (IYL). Undangan makan siang di sebuah restoran seafood di Bali.

Di meja makan, Ichsan YL banyak bercerita tentang kejadian di arena Munas Golkar malam itu. Dia menyebut, bentakan SYL di arena Munas hanya untuk mengukur kekuatan saja.

Ichsan mengatakan, jika penantang Aburizal Bakrie memang kuat, maka kekuatannya akan terlihat malam itu. Saat SYL membuka jaket, lalu membentak, maka kubu penantang ARB harusnya ikut berada di belakang SYL. Mereka akan bergerak untuk walk out, lalu sidang ditunda. Tetapi itu, tidak terjadi. Dari kejadian itu, IYL lalu berkesimpulan, ARB akan terpilih secara aklamasi.

Strategi itu tidak terpikirkan oleh saya. Saya bersama wartawan lainnya asal Sulsel hanya membuat dan memberitakan kejadian itu saja. Yang nampak pada media saat itu hanya perseteruan SYL, NH dan Ridwan Bae.

Ada banyak pelajaran dari meja makan bersama IYL kala itu. Pertama, saya sadar jika insting wartawan saya memang lemah. Saya tidak berfikir, mana mungkin SYL mau marah hanya karena palu sidang yang akan berpindah ke Ridwan Bae. Kedua, saya akhirnya benar-benar paham, jika Ichsan Yasin Limpo adalah salah satu ahli strategi di keluarga Yasin Limpo.

Selamat jalan IYL. Semoga tenang di sisi-NYA.
Terimakasih atas ilmunya siang itu.

  • EKA NUGRAHA
    Mantan Redaktur Politik Harian FAJAR
Facebook Comments Box

Editor :

Berita Terkait

Pendidikan Politik Oleh : Firmansah Koesyono Efendi , Dosen Muda Institut Turatea Indonesia
Politik Dan Kebijakan Pendidikan
Kaum Milenial Memilih Pemimpin Milenial
IDUL QURBAN, KORUPSI DAN ARSIP
Keberhasilan Pemimpin Diukur dari Kemampuan
Pj Sekprov Sulsel Hadiri Pelantikan dan Raker DPW KKP
Puasa Mengandung The Power of Hope
Hardiknas 2021 Di tengah Pandemi Covid-19
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 4 Oktober 2024 - 18:28 WITA

Puluhan Siswa SMAN 5 Selayar Ikuti Sosialisasi Pendidikan Politik Pemilih Pemula

Jumat, 4 Oktober 2024 - 17:03 WITA

Wujudkan Pilkada Damai, Pj.Bupati Bantaeng Bersama Forkopimda Silaturrahmi Paslon Bupati-Wabupati

Jumat, 4 Oktober 2024 - 14:18 WITA

Warga Pasorongi Deklarasi Menangkan Ilham-Kanita di Pilkada Bantaeng

Jumat, 4 Oktober 2024 - 13:55 WITA

Dorong Gerakan Sekolah Sehat, UPT SMAN 3 Sidrap Lakukan MoU Bersama Puskesmas

Jumat, 4 Oktober 2024 - 13:35 WITA

Paman Uji Nurdin Ikut Dukung IAKAN Bersama Koalisi Poros Tengah

Jumat, 4 Oktober 2024 - 09:46 WITA

Mahasiswa asal Bulukumba Siap Pulang Kampung Menangkan JADIMI

Jumat, 4 Oktober 2024 - 09:39 WITA

Gelombang Lintas Aktivis Tak Terbendung Dukung JADIMI di Pilkada

Kamis, 3 Oktober 2024 - 22:42 WITA

Pemdes Bonto Cinde Gelar Musdes, Kades Mantasari Paparkan Kegiatan Rutin Tahunan

Berita Terbaru