LUWU UTARA – Kabupaten Luwu Utara disebut sebagai daerah otonom paling berkilau di Indonesia di antara daerah hasil pemekaran lainnya. Pengakuan ini disampaikan salah satu dari 7 Dewan Juri yang melakukan Seleksi terhadap Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang masuk nominasi penerima Anugerah Iptek dan Inovasi Budhipraja, Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, MA, Rabu (31/7/2019) di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT) Jakarta.
“Hari ini saya merasa gembira dan bahagia karena salah satu masalah terbesar otonomi daerah adalah pemekaran daerah yang gagal. Nah, Luwu Utara adalah salah satu kabupaten yang berkilau diburamnya otonomi daerah,” puji Djohermansyah usai Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, memberikan presentasi tentang ekosistem inovasi Pemda Lutra di hadapan para Dewan Juri Anugerah Iptek dan Inovasi Budhipraja.
Professor yang akrab disapa Prof Djo ini mengaku kaget terhadap perkembangan Luwu Utara yang semakin gemilang di tangan Bupati Indah, di akuinya ia Sudah lama tidak ke Luwu Utara. Padahal kata dia di awal-awal terbentuknya daerah otonom tersebut, dirinya sering berkunjung. “Saya kadang naik bus dari Makassar berjam-jam. Ketika itu pesawatnya belum aktif. Sempat juga mandi di sungai dekat rumahnya Pak Luthfi, mantan Bupati,” kenang Prof Djo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua dekade ini, lanjutnya, Kabupaten Luwu Utara semakin maju pesat di antara daerah otonom lainnya. “Kita punya 223 daerah otonom baru sejak 1999 sampai terakhir era Pemerintahan SBY – JK. Sementara di era Jokowi – JK, tidak ada pemekaran karena adanya moratorium,” ucapnya.
Nah, kunci keberhasilan sebuah daerah otonom, kata Prof Djo, adalah leadership kepala daerahnya yang di topang oleh birokrasi yang semakin membaik.
“Jadi leadership yang kuat, men-drive otonom daerah yang baru itu, kemudian multi efisiensi, tidak mau membangun kantor-kantor yang mewah termasuk belanja-belanja lebih untuk kepentingan masyarakat banyak, itu sudah pasti akan berhasil. Nah, Luwu Utara, efisiensi pemerintahannya saya lihat cukup baik dari data yang saya miliki,” beber Djo.
Eks Dirjen Otonomi Daerah (Otoda) Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) ini menitip pesan kepada Bupati Indah untuk tetap membangun birokrasi yang profesional. “Yang menolong Bupati itu adalah birokrasinya. Untuk itu, birokrasi harus terus ditingkatkan kemampuannya,” katanya.
Djo menyebutkan, sudah banyak yang dilakukan Indah dalam meningkatkan kemampuan birokrasi di jajaran pemerintahannya.
“Saya minta ini untuk terus dipertahankan, dilanjutkan serta dikembangkan dalam rangka penguatan birokrasi agar kapasitas mereka terus meningkat, termasuk inovasi birokrasi. Saya yakin, ibu Indah tentu punya konsep bagaimana merancangnya, memprogramkannya serta mengoperasikannya dengan baik sangat baik,” pungkasnya.
- Hamsul