MAKASSAR – Aliansi Mahasiswa Pro Keadilan UNM mengecam tindakan dugaan pemukulan yang dilakukan oleh Rektor UNM, Husain Syam terhadap reporter salah satu UKM di UNM yang berorientasi di bidang kejurnalistikan pada perayaan pameran Dies Natalis UNM ke 58 Rabu, 31 Juli 2019 lalu.
Diketahui Wartawan berinisial WA dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi mengaku, pemukulan itu ditenggarai Rektor UNM sempat menyinggung pemberitaan tabloid tentang jalur mandiri yang menerima mahasiswa baru melebihi kuota. Namun masalah tersebut telah selesai.
Tetapi tiba-tiba Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) UNM, Muharram datang dan membuat suasana semakin memanas. WR I saat itu sempat mengatakan WA adalah bagian dari penulis yang membuat berita tentang kebobrokan UNM. “Ini juga pak rektor masa natulis kita kontra sama Kementerian,” kata Muharram ditirukan WA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah mendengar ucapan WR I, Rektor UNM tiba-tiba memukul bibir WA di bagian kiri atas dan mengatakan WA kurang ajar. Bahkan Rektor UNM tersebut menuding bahwa LPM Profesi, seolah menabukkan genderang perang, ingin membuat hubungan UNM dengan Kementerian rusak.
“Kamu mau kasi berkelahi kita,” ucap Rektor saat itu yang ditirukan WA.
Pantas saja Aliansi Mahasiswa Pro Keadilan UNM mengecam tindakan birokrat kampus yang berlambang pinisi ini.
Aqsha, Jendral lapangan sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Menurutnya, Husain Syam sebagai seorang pucuk pimpinan di UNM, memberikan contoh yang baik kepada mahasiswanya. Bukan malah memberikan bogem mentah.
“Seharusnya beliau memberikan contoh yang baik ke Mahasiswa.Yang kami sayangkan pula, pemukulan ini dilakukan ke jurnalis kampus karena dianggap beritanya tidak Pro dengan kebijakan kampus,” tuturnya saat menggalakkan aksi unjuk rasa di depan kampus UNM, Jumat, 2 Agustus 2019.
Sikap arogansi rektor UNM pun dianggapnya adalah bukti pembungkaman terhadap keterbukaan informasi. Pasalnya birokrasi UNM seolah tak mau dikritisi atas ‘segudang’ kesalahan yang telah dilakukannya.
“Seorang Pejabat Rektor kami anggap mencederai nilai-nilai kritis dari Mahasiswa dan kaum intelektual itu sendiri. Mereka (birokrasi UNM) berusaha menutupi kasus ini, padahal kasus ini harusnya dijadikan pelajaran bahwa tidak semestinya tindakan premanisme hadir di kampus, apalagi dilakukan oleh pimpinan tertinggi UNM dan selaku tenaga pendidik,” tegasnya.