Makassar – Jurnalis Online Indonesia (JOIN) DPD Kota Makassar melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) jurnalistik dengan Tema “Bersama JOIN Kota Makassar Kita Wujudkan Jurnalis Profesional” di Aula 3 Gedung LPMP Provinsi Sulawesi selatan, Jalan A. P Pettarani, Sabtu (3/8/2019).
Kegiatan Diklat ini akan digelar selama dua hari dan menghadirkan tujuh pemateri dari Pusdiklat Kawasan Timur Indonesia dan dibuka langsung oleh Direktur Pusdiklat JOIN KTI Zulkarnain Hamson, S. Sos. M.Si.
Dalam sambutannya Zulkarnain Hamson mengatakan “Pendidikan bagi wartawan bersifat wajib, dikeranakan perkembangan masyarakat yang dilayani,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penekanan pentingnya pendidikan ujar Zulkarnain Hamson, yang juga Wakil Rektor IV Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, dikarenakan tanggungjawab moral profesi wartawan, sebagai penyampai pesan dan informasi mesti akurat dan mencerahkan.
Ketua DPW JOIN Sulsel, Rifai Manangkasi, SE. MM. Dalam sambutannya menegaskan JOIN Sulsel, punya program hanya tiga, belajar, belajar dan belajar. Arahan belajar menunjukkan komitmen JOIN untuk mencerdaskan wartawan.
“Kita harapkan wartawan JOIN punya kapabilitas yang baik dalam menjalankan profesi wartawan,” ujarnya.
Ketua JOIN Makassar Sabri, SKM, M.Kes, yang berbicara usai laporan panitia menyebutkan pelaksanaan pelatihan tidak memungut dana dari peserta serta apresiasi yang telah membantu kegiatan diklat.
“Kami mengapresiasi pimpinan LPMP yang sudah berbaik hati membantu kami meyiapkan temapat pelatihan,” ujarnya.
Pada sesi pembukaan hari pertama, tampil Dr. Syamsu Rizal, MI. Panitia meminta mantan Wakil Walikota Makassar itu untuk memberikan masukan terkait mitra pengguna jasa wartawan.
“Kita berharap dengan terus mengasah pengetahuan melalui pelatihan, wartawan tidak salah dalam memberitakan,” ujarnya.
Daeng Ical, sapan akrab wakil walikota Makassar periode lalu itu, juga mengingatkan di era digital informasi sangat mudah viral.
“Wartawan perlu cermat dan berhati hati dalam memberitakan sebuah peristiwa, karena diperlukan pemahaman situasional yang baik,” ujarnya.