BANTAENG – Warga di jalan Bete-bete, kampung Tompong, Kelurahan Letta, Kecamatan bantaeng, Kabupaten Bantaeng digegerkan dengan penemuan sesosok mayat pria paru baya dalam keadaan tergantung dengan seutas tali di pohon mangga pada Selasa, 13 Agustus 2019.
Pria yang disinyalir gantung diri tersebut diketahui bernama H. Lahabo (55), seorang warga asal kampung Kantisan, Desa Mattiro Walie, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba.
Diketahui pula, ia ke Bantaeng karena tengah menjenguk istrinya yang terbaring sakit di RSUD Prof Anwar Makkatutu lantaran penyakit kanker payudara yang harus segera di operasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pria asal Bulukumba itu selama di Bantaeng tinggal di rumah mertuanya, Hj. Subaedah.
Berdasarkan keterangan mertuanya, mendiang H. Lahabo memang mempunyai riwayat penyakit kejiwaan. Beban pikiran dapat membuatnya stres berlebih. Selama ini, diakui bahwa pria tersebut kerap berdiam diri bahkan sering mengurung diri dalam kamar.
“Dia sudah lama sakit itu, selalu diam. Kalau liat orang banyak sembunyi seperti orang sakit jiwa,” kata Hj. Baedah, sapaan akrabnya- menceritakan kondisi menantunya.
Menurut saksi mata, yakni Saso (50), menuturkan bahwa sepulang sholat Subuh, ia melihat H. Lahabo tergantung di pohon mangga sebelah rumah dengan menggunakan tali ayunan.
“Tergantung di atas lalu saya panggil bantuan, setelah diturunkan sama warga dipegang badannya masih lembek (belum kaku) dan hangat,” jelas Saso.
Menurut kabar yang beredar, pintu kamar H. Lahabo pada waktu subuh dalam keadaan terkunci tetapi jendela kamar terbuka sehingga diasumsikan bahwa ia sengaja mengunci pintu lalu melompat ke halaman rumah lewat jendela untuk melakukan aksinya.
Beredar pula kabar bahwa pengusaha bengkel di Bulukumba ini nekat melakukan gantung diri lantaran salah satu anak perempuannya baru saja diceraikan. Hal itu juga menambah beban pikiran mendiang H. Lahabo.
Sementara iparnya, Hafsah menuturkan bahwa kuat dugaan gantung diri dilakukan itu karena depresi berat yang dialami mendiang Lahabo.
“Diperkirakan mengalami depresi karena istrinya sudah sebulan lebih dirawat di rumah sakit,” kata dia.
Dia pun meyakinkan, terakhir kali ia melihat iparnya tersebut pada malam hari. “Sekitar pukul 22.00 Wita ku lihat masuk di kamarnya,” lanjutnya.
Berdasarkan kesepakatan keluarga, kejadian tersebut tak perlu dibesar-besarkan dan murni aksi bunuh diri. Pihak keluarga bahkan menolak melakukan autopsi.Setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah H. Lahabo dikebumikan di Kabupaten Bulukumba.