ADVERTISEMENT
Publikasi Online
Jumat, September 29, 2023
  • Beranda
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Cek Fakta
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
  • Just Read
    • Entertainment
    • Infografis
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Opini
    • Video
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Publikasi Desa
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Cek Fakta
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
  • Just Read
    • Entertainment
    • Infografis
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Opini
    • Video
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Publikasi Desa
No Result
View All Result
Publikasi Online
No Result
View All Result
Home Opini

Retour A La Nature: Sebuah Renungan Etika dan Moralitas

Ana Editor: Ana
Maret 30, 2020
in Opini
3 min read
0
Penulis, (Nani Harlinda Nurdin).

Penulis, (Nani Harlinda Nurdin).

1000
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
PDAM MAKASSAR

Oleh: Nani Harlinda Nurdin, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Timur (UIT)

OPINI—Tulisan ini diilhami dengan satu pertanyaan sederhana namun cukup menggelitik, yakni “Apakah kemajuan dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan memberikan sumbangan bagi perbaikan moralitas manusia?”

RELATED POSTS

Pendidikan Politik Oleh : Firmansah Koesyono Efendi , Dosen Muda Institut Turatea Indonesia

Politik Dan Kebijakan Pendidikan

Pertanyaan ini muncul sejak dua abad yang lalu, pada sebuah sayembara tertulis di salah satu akademi di kota Dijon, Prancis.

Dijawab dengan lantang oleh seorang yang bernama Jean Jacques Roussau, “TIDAK”. Bila dilihat pertanyaan ini mungkin tidak begitu berarti, sangat sederhana dengan jawaban yang sederhana pula, namun punya arti dan implikasi yang sangat luas.

Hal mana yang pada saat itu dinilai menentang arus, namun kemudian membawa nama JJ Rousseau sebagai seorang filsuf yang brillian dari Eropa.

Jika kita melihat kebelakang pada abad 18, kemajuan ilmu pengetahuan seni dan budaya dan filsafat di Prancis sudah demikian maju di banding negara-negara lain. Juga kemajuan tersebut ditandai dengan kemunculan tokoh-tokoh yang disebut filosof dengan berbagai karya-karyanya.

Sebut saja Descrates, Montesquieu dengan L’Esprit des lois (teori pemisahan kekuasaan), termasuk J.J Rossoue dengan Le Contract Social (Kontrak Sosial), dan teman-temannya. Sikap masyarakatnya pun tidak lagi terbelenggu oleh fatalisme dan ajaran-ajaran yang sifatnya dogmatis.

Pada saat itu rasionalitas sangat dijunjung tinggi, namun terdapat kenyataan lain yg begitu kontradiktif. Diketahui bahwa saat itu Louis XIV dengan  congkak mengukuhkan absolutisme monarki melalui ucapannya I Etat C’ Est Moi, yang bermakna negara adalah aku. Sehingga bisa berlaku semaunya kepada rakyatnya. Akibatnya  terjadilah ketidakadilan pemungutan pajak .

Yang mencolok, dimana kaum ningrat dan bangsawan dibebaskan dari pajak sedangkan rakyat kecil, dan petani dikenai pajak yang sangat tinggi. Para penguasa yang korup ini cebderung menghamburkan uang negara dengan mengadakan pesta-pesta  yang nilainya pun sangat mahal.

Itu gambaran di negara Perancis dua abad lalu, pada saat dunia mengalami proses modernisasi di berbagai dimensi.

Masyarakat modern saat itu ditandai dengan industrialisasi, terbukanya komunikasi, teknologisasi kehidupan. Semua ini dikembangkan oleh prosedur-prosedur ilmiah yang berasal dari ilmu pengetahuan.

Inilah zaman  aufklarung, di mana manusia memiliki kesadaran akan dirinya sendiri atau biasa disebut dengan zaman fajar budi.

Pertanyaannya bagaimana diera ini, dimana kemajuan ilmu dan teknologi yang begitu maju di jaman big data dimana hampir semua hal dapat diketahui dengan begitu cepat?

Lalu bagaimana gambarannya saat ini, di negara kita tercinta? Mungkin kita semua masih ingat kasus Gayus Tambunan terpidana mafia pajak milliaran rupiah ditambah kasus korupsi dalam kurun waktu empat tahun ini (laporan kinerja  KPK 2016-2019) sebanyak 608 tersangkanya melibatkan pejabat negara, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat, dan sederet nama beken pejabat publik lainnya dengan berbagai modus perkara sehingga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 63,8 Triliun.

Bila dilihat latar belakang mafia pajak dan para tersangka kasus korupsi di negara kita adalah mereka yang memegang kewenangan besar dengan kata lain mereka yang punya kuasa. Beberapa anekdot muncul seperti: rakyat  bayar pajak untuk negara malah masuk kantong si Babe.

Belum lagi para Babe yang duduk di kursi empuk selalu mengadakan acara-acara, pesta-pesta menggunakan fasilitas negara, uang negara, rumah milik negara, kendaraan milik  negara dan lain-lain dengan mengatasnamakan dirinya sebagai abdi negara, wouwww.

Padahal mereka punya latar belakang pendidikan yang tinggi, hidup di zaman teknologi yang sangat maju pula. Namun apa yang terjadi? Apakah tingginya ilmu pengetahuan dan latar belakang ekonomi yang tinggi itu

menjamin mereka tidak berbuat melebihi batas kewenangan dan kekuasaannya? Jawabannya TIDAK. Inilah yang melatarbelakangi kritikan Rousseau,  rasionalisme menurutnya bahwa manusia akan mengalami perkembangan sekaligus antara rasionalitas dan kesempurnaan moral tidaklah benar.

Kemajuan ilmu pengetahuan tidak membawa kemajuan moral, bahkan sebaliknya. Dalam banyak segi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi justru mendorong manusia untuk bertindak korup dan melawan nuraninya, seperti beberapa kasus yang digambarkan diatas. Meskipun dalam hatinya mereka sadar  yang mereka lakukan adalah hal yang salah, namun tetap dilakukan dengan melawan nuraninya..

Jadi jelas bahwa kemajuan seni, ilmu pengetahuan dan tekhnologi sama sekali bukan jaminan atas kemajuan di bidang moralitas. Peradaban manusia tidak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya nilai seni dari artefak yg diciptakannya, luasnya ilnu pengetahuan maupun aplikasi teknologi yang telah ditemukannya.

Nah, tidak salah dong, Rousseau menganjurkan supaya manusia kembali ke alam, Retour A La Nature bahwa moralitas yang asli dan benar-benar manusiawi justru ditemukan dalam manusia yang masih alamiah dan manusia harus identik dgn dirinya sendiri untuk mencari kebaikan dan kebenaran sejati.

Yups, di setiap pembahasan mengenai etika dan moralitas dalam konteks kenegaraan sepertinya pemikiran Rousseau ini masih akan terus relevan yaaa? Lalu pertanyaannya kemudian adalah dapatkah kita kembali ke alam ditengah hiruk pikuknya persaingan dalam menciptakan teknologi dan globalisasi pada setiap aspek kehidupan manusia saat ini?

Mari kita renungkan bersama.

Views 1.589
Tags: Opini
Share336Tweet210
ADVERTISEMENT
Ana

Ana

Related Posts

Pendidikan Politik Oleh : Firmansah Koesyono Efendi , Dosen Muda Institut Turatea Indonesia

Pendidikan Politik Oleh : Firmansah Koesyono Efendi , Dosen Muda Institut Turatea Indonesia

by Alimin
Juli 26, 2023
0

OPINI - Masyarakat perlu disadarkan tentang arti politik, meraih tingkat kesadaran atau partisipasi tinggi terhadap politik dimulai dengan penglihatan hingga...

Politik Dan Kebijakan Pendidikan

Politik Dan Kebijakan Pendidikan

by Alimin
Juli 24, 2023
0

Politik Dan Kebijakan Pendidikan Oleh : Firmansah Koesyono Efendi (Mahasiswa S3 Undiksha Bali) OPINI - Kerap kali terlintas di pikiran...

Kaum Milenial Memilih Pemimpin Milenial

Kaum Milenial Memilih Pemimpin Milenial

by Alimin
Juli 3, 2023
0

Kaum Milenial Memilih Pemimpin Milenial Oleh : Firmansah Koesyono Efendi  (Mahasiswa S3 Undiksha, Bali) OPINI - Setelah menjadi debat kusir...

IDUL QURBAN, KORUPSI DAN ARSIP

IDUL QURBAN, KORUPSI DAN ARSIP

by Alimin
Juni 27, 2023
0

OPINI - Allah SWT telah mensyariatkan kurban dengan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat...

Keberhasilan Pemimpin Diukur dari Kemampuan

Keberhasilan Pemimpin Diukur dari Kemampuan

by Alimin
Juni 25, 2023
0

Demokrasi Pendidikan Oleh : Firmansah Koesyono Efendi S.Pd, M,Pd Prolog “Keberhasilan pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam mensejahterahkan umat yang...

Discussion about this post

  • Jelang Pemilu, Kapolres Bulukumba Periksa Kondisi Kendaraan Dinas
  • Bertemu Masyarakat Bissappu, Pj Bupati Sebut Pemerintahan di Bantaeng Sudah Baik
  • Hari Pertama Grand Opening, Bakso Mas Adi Bantaeng di Serbu Pengunjung
  • Partai Final Liga Anak Lorong Kecamatan Tallo Segera Bergulir
  • Sofha Marwah Bahtiar Apresiasi Menu Pangan Lokal Enrekang
  • Beranda
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 Publikasi Online - Good News is Everything! Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Cek Fakta
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
  • Just Read
    • Entertainment
    • Infografis
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Opini
    • Video
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Publikasi Desa

© 2021 Publikasi Online - Good News is Everything! Jegtheme.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In