Bantaeng – Usaha keripik pisang Faizal merupakan usaha kecil binaan pendamping Bantuan Modal Program Bantuan Modal Usaha Berbasis Dusun dan RW.
Usaha kecil keripik pisang ini dalam proses produksinya masih menggunakan mesin peralatan yang relatif sederhana dan dikemas dengan sangat sederhana.
Usaha ini didirikan oleh salah seorang Pemuda Dusun Tamarunang Desa Barua kecamatan Eremerasa kabupaten Bantaeng atas bernama Faisal pada tahun 2018 dengan modal awal hanya Rp.80.000 .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Faizal menjelaskan bahwa, pada tahun yang sama usaha kripik pisang ini awalnya memasarkan sendiri produknya dari warung ke warung di sekitar Desa Barua. Seperti Dusun Tamarunang dan Dusun Paying-Payung.
Saat itu produk dijual dalam bungkus kecil dengan harga hanya Rp. 800/bungkus. Modal yang dipergunakan hanya berasal dari modal pribadi, sehingga hasil produksi yang dihasilkan masih sangat rendah, yaitu sekitar 200 bungkus per minggu,” Ujar Faizal Rabu, 10 Juni 2020.
Faizal juga menyebutkan bahwa, sejak tahun 2019, usaha keripik pisang ini resmi mendapat bantuan modal dari pemerintah kabupaten Bantaeng kurang lebih Rp.10.929,000.
“Jadi bantuan modal tersebut diberikan dalam bentuk uang melalui pencairan lewat rekening pelaku usaha yang peruntukannya untuk pembelian barang berupa : (1) Wajan Besar, (2) Alat parut (3) Serokan, (4) Impuls Sealer, (5) Kantong Plastik dan (6) Gunting dan Cutter (7) tabung gas (8) kompor seribu mata. Bantuan modal yang diberikan tersebut dalam bentuk hibah,” cetunya
Dikatakan Faizal lebih kanjut,Sejak mendapatkan bantuan dari pemerintah kabuapten Bantaeng, Produksi yang dihasilkan sudah mulai meningkat. Dari sisi kuantitas sebelumnya hanya mampu produksi 200-500 bungkus per minggu sekarang sudah mampu produksi 1.500-2.000 bungkus per minggu di pasarkan dengan harga Rp.800 /bungkus.
“Saya mulai memasarkan hasil produksi di luar Desa Barua, yaitu Desa Lumpangan,kelurahan Lembang Gantarangkeke dan Desa Nipa-Nipa dengan metode pembayaran pemilik kios langsung kas ke pemilik kripik,”terang Pengusah muda ini.
Bagi Faizal, Misi usaha keripik pisang ini adalah untuk memperkenalkan keripik pisang sebagai salah satu makanan ringan yang sehat bagi masyarakat.Sedangkan tujuan usaha keripik pisang ini yaitu mampu meningkatkan kehidupan pemilik dan juga pekerjanya.
“Kita juga harus mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar sehingga peningkatan penghasilan masyarakat sekitar yang pada umumnya bekerja sebagai petani mempunyai nilai tambahan,” Imbuh Faizal.
Lebih lanjut Faizal menjelaskan, Produk keripik pisang yang dipasarkan oleh usaha kecil ini merupakan produk yang berasal dari alam dan tidak ditambahkan dengan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat seperti pengawet.
“Untuk bahan yang kita buat adalah bahan hasil alami dan natural lokal, sehingga aman untuk dikonsumsi. Walaupun, hingga saat ini usaha ini belum mendapatkan standar kesehatan dari Dinas terkait,”Akunya.
Faizal juga mengakui bahwa kondisi usaha keripik pisang yang masih berskala kecil untuk kebutuhan terhadap tenaga kerja juga cenderung kecil. Dalam usaha ini dimana tingkat produksi ditentukan oleh jumlah permintaan oleh pemilik kios sebagai pengecer.
“Jika permintaan normal, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berasal dari anggota keluarga pemilik seperti istri,ibu,dan bapak dan seorang tetangga untuk pengadaan bahan baku,” cetusnya.
Jika permintaan lebih dari kondisi normal maka jumlah pekerja yang dibutuhkan lebih banyak. Pekerja tersebut biasanya berasal dari tetangga sekitar rumah pemilik usaha keripik pisang. Tambahan pekerja tersebut terutama dibutuhkan dalam proses produksi, diantanya pekerja untuk bagian pengupasan, pengirisan, penggorengan dan pengemasan.
“Dengan adanya hubungan yang bersifat kekeluargaan antar pemiliki dengan pekerja menyebabkan pembagian tugas dalam usaha keripik pisang ini bersifat dinamis, cenderung disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, sehingga tidak hanya terpaku pada pembagian tugas yang ada.Jadi bagian pengadaan bahan baku dapat membantu bagian produksi jika diperlukan dan juga sebaliknya,” tandas Pemuda Desa ini.