


Kendari – Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Kendari pada tahun 2016 dari 15.875 balita terdapat 669 balita stunting dengan prevalensi sebesar 421 per 10.000 balita. Pada tahun 2017 dari 18.300 balita terdapat 1662 balita stunting dengan prevalensi sebesar 908 per 10.000 balita. Pada tahun 2018 dari 28.164 terdapat 2162 per 10.000 balita.
Persentase status gizi balita berdasar panjang/tinggi badan menurut umur (TB/U) di kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Hasil penelitian tiga orang dosen Universitas Mandala Waluya Kendari mengulas tentang faktor determinan dalam upaya pencegahan stunting pada anak usia 2 – 5 tahun dikelurahan Petoaha Kecamatan Abeli Kota Kendari.
Islaeli selaku ketua tim penelitian tersebut menuliskan kegiatan dilakukan dengan menggunakan jumlah sample 103 balita Metode penelitian menggunakan analitik dengan penedekatan cross sectional.
Pengambilan sampel dengan simple random sampling dan dianalisis dengan uji Chi Square.

“Penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan, Pendidikan, Sosial ekonomi, IMD, ASI Esklusif dengan pencegahan stunting di Kelurahan Petoah, Abeli Kota Kendari dengan nilai masing-masing variable (p = 0.000 < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Pengetahuan, pendidikan , sosial ekonomi, IMD DAN ASI esklusif dengan pencegahan stunting,” sebutnya.
Penelitian yang berjalan enam bulan tersebut berpusat di Kelurahan Petoaha yang merupakan satu dari 13 Kelurahan yang ada di Kecamatan Abeli.
Petoaha ini pada awalnya adalah merupakan Sebuah Kelurahan Pemekaran dari Kelurahan Nambo dan kelurahan Bungkutoko yang terbentuk atau dimekarkan pada 1 Oktober 1997.
Dari hasil analisis beberapa faktor determinan dalam upaya pencegahan stunting anak usia 2 – 5 tahun di Kelurahan Petoaha Kecamatan diantaranya ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan upaya tersebut. Juga factor pendidikan Ibu, sosial ekonomi, IMD DAN ASI esklusif.
“Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan kepada petugas kesehatan agar kiranya terus melakukan edukasi kepada masyarakat dalam peningkatan pengetahuan tentang gizi keluarga anak balita dan diharapkan kesadaran dan peran serta aktif dari masyarakat dalam mencari informasi tentang Kesehatan khusunya tumbuh kembang anak dan pemenuhan gizi balita,” tutup Islaeli. []
Discussion about this post