PUBLIKASIONLINE.ID, —Tepat di Hari Sumpah Pemuda, berbagai elemen masyarakat tergabung dalam Rakyat Melawan Oligarki (RMO) menggelar aksi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan. Senin, (28/10).
Dalam orasi politik yang disampaikan oleh Jenderal Lapangan (Jenlap), Aqsha mengatakan, apa yang dilakukan ini merupakan bentuk protes Mosi Tidak Percaya dari rakyat.
Lanjut, khususnya di Makassar dalam menyikapi polemik kebijakan negara yang tidak pro rakyat.
“Makassar akan terus mengawal dalam mengkritisi kinerja pemerintahan yang tak peduli lagi dengan rakyatnya, seperti rancangan dan revisi Undang-undang yang didorong oleh DPR yang tidak membawa aspirasi rakyat kecil, kami menutut perbaikan reformasi, akibat reformasi dikorupsi,” kata Aqsha.
Olehnya itu mereka menilai bahwa sikap pemerintahan Indonesia tidak merepresentasikan aspirasi rakyat.
Aqsha juga menegaskan agar pemerintah segera membatalkan segala Rancangan UU yang merugikan rakyat.
Mewakili massa aksi, Aqsha mendesak negera agar dalam tempo singkat Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU-PKS) disahkan, dan RUU Pekerja Rumah Tangga (PRT), serta terbitkan Perppu KPK.
“Pemerintah harusnya mendengar dan mewujudkan kedaulatan rakyatnya dengan mengesahkan UU yang mendorong kesejahteraan rakyat, bukan malah sebaliknya,” ujarnya.
“Hari ini kita hadir untuk menentang segala ketidakadilan dan meluangkan keresahan rakyat, mulai mahasiswa yang terbunuh hingga kekerasan di Papua, maka solusinya adalah kedaulatan rakyat,” tandasnya.
Dalam aksi ini, sekitar 8 ratus pengunjuk rasa dari elemen mahasiswa, pelajar, buruh, nelayan, juru parkir dan kaum miskin kota.
Sementara itu, Humas aksi, Arin berharap agar masyarakat bersimpati dan mendukung penuh gerakan rakyat melawan oligarki.
“Kami menyeru kepada seluruh rakyat agar mendukung penuh gerakan ini, karena sepenuhnya gerakan ini atas nama perjuangan rakyat menolak segala kebijakan yang tidak pro rakyat,” ungkapnya.
“Rakyat harus sadar dan membangun kekuatan politik rakyat sebagai oposisi pemerintah saat ini yang dikuasai kepentingan oligarki,” kunci Arin.
Adapun organisasi yang tergabung dalam RMO, diantaranya; Aliansi Masyarakat Melawan Oligarki, Gerak Buruh Makassar, Aliansi Selamatkan Pesisir, Unhas Bergerak, BEM UNM, Aliansi Mahasiswa UMI, Aliansi Perti Fajar, Aliansi Mahasiswa Upri, Aliansi Mahasiswa Polimedia, Aliansi Pelajar Makassar, Aliansi Mahasiswa UIN
Alam
Discussion about this post